Namaku Duvid, waktu aku pertama masuk SMA aku
masuk ke kelas 10 IPA, hmmm… hari pertama aku sekolah di sekolah baruku, aku
asik bercanda tawa sama teman baruku. Hari kedua aku bantuin temanku ngeabsen
aku cuman lihat siapa yang disebut namanya dia angkat tangan soalnya kan belum
tau semua orangnya yang mana kan masih baru dan masih beradaptasi dengan
lingkungan sekolah. Temenku menyebutkan nama Dea (Dea Marella)… aku pun
sehentak melihat ke arah mana yang angkat tangan, ternyata dia tak jauh dari
bangku ku dia tersenyum padaku, aneh saat melihat senyum itu aku jadi deg-degan
tak karuan. Aku tak tau rasa apa itu… aku menghiraukannya dan langsung
memperhatikan pelajaran.
Kring…
Kring… Kring suara bel istirahat pun berbunyi, aku menyimpan buku catatan dan
alat tulisku ke dalam tas dan mengajak teman yang baru aku kenal pas di MOS
(masa orientasi siswa) ke kantin.
“Gas… kita ke kantin yukkkk!..”
“yukkk…” sambil membereskan bukunya ke dalam tas
“Gas… kita ke kantin yukkkk!..”
“yukkk…” sambil membereskan bukunya ke dalam tas
Kita
berjalan menuju ke kantin. Pas sampai di kantin aku lihat Dea Kenapa
aku terus memperhatikannya dan anehnya kalau aku ngelewatin dia rasa itu muncul
lagi.
Sesampainya di kelas aku gabung sama sekumpulan temanku yaitu Riko, Aji, Dian, dan kita ngobrol bareng.
Sesampainya di kelas aku gabung sama sekumpulan temanku yaitu Riko, Aji, Dian, dan kita ngobrol bareng.
Suatu
hari wali kelas kita menyuruh kita untuk membuat Organigram dan jadwal piket.
Aku, bagas, Ajii pun langsung mengumpulkan uang dari semua siswa di kelas kita.
Setelah itu kita membeli barang yang akan dibutuhkan untuk membuat organigram
dan jadwal piket. mengerjakannya di rumah Bagas.
“Vid
cewek yang lo sukai di kelas itu siapa sih?”
“gua tau pasti Dea kan!”
‘kenapa dia tau apa aku harus bilang, mungkin dia gak comel kali ya orangnya’ pikirku di dalam hati
“Ehhhh… kok bengong bener kan!”
“sebenarnyaaa…iya sih”
“tuh kan bener”
Aku pikir mungkin dia gak comel kali, langsung aja aku melanjutkan untuk menghias jadwal piket.
“gua tau pasti Dea kan!”
‘kenapa dia tau apa aku harus bilang, mungkin dia gak comel kali ya orangnya’ pikirku di dalam hati
“Ehhhh… kok bengong bener kan!”
“sebenarnyaaa…iya sih”
“tuh kan bener”
Aku pikir mungkin dia gak comel kali, langsung aja aku melanjutkan untuk menghias jadwal piket.
Keesokan
harinya saat pelajaran berlangsung temen-temenku ribut membicarakan kalau aku
suka sama Dea ukhhh… aku pikir Bagas itu gak comel, tau-taunya bukan sama
temen-temen aku aja dia bilang, tapi dia juga bilang sama Dea juga. Aku gak
nyangka dia secomel itu. Dan yang lebih parahnya lagi, dia bikin surat tapi
nama pengirimnya itu jadi aku padahal kan Bagas yang nulis surat itu bukan aku.
Di surat itu ditulis satu kalimat I LOVE U itu juga aku tau dari Bagas. Aku
sangat malu rahasia ku terbongkar semua.
Beberapa
hari setelah itu teman-teman Dea termasuk juga Dea pada pindah, aku pikir
gara-gara aku dia mau pindah, ternyata enggak katanya sih jauh dari rumah.
Hari
demi hari ku lalui tanpa senyumannya. Pada suatu hari dia mengirim surat kepada
ku lewat kakak kelas, ku pikir dia menghiraukannya tapi ternyata dia juga suka
kepadaku dan kita pun jadian. Memang kita jarang ketemu, mungkin karena kita
gak sama sekolahnya.
Agak
lama aku pacaran dengannya, tiba-tiba temanku memperlihatkan status di media
sosialnya Dea dia tulis dua orang yang dia sukai, aku gak nyangka dia menduakan
cintanya, ku putuskan untuk putus dengannya meski berat tapi aku harus putuskan
dia.
SELESAI
untuk kritik dan saran
coment aja di bawah :)
@Duvid_IC48
untuk kritik dan saran
coment aja di bawah :)
Keren Keren... :D
BalasHapusBikin punya Arin Juga ya??