JKT48

Minggu, 15 Juni 2014

Senja Terakhir

Di sini. Di tempat ini kisah pedih itu berakhir. Tak banyak yang berubah. Masih sama seperti empat tahun lalu. Saat dia memutuskan hubungan di antara kami. Ya, hari itu pula terakhir kali Nabilah mendengar panggilan kesayangannya dari lelaki itu. “Bidadari senja” itu panggilannya dulu. Namun kini. Tak pernah ia dengar lagi panggilan itu.
“serasa baru kemarin kejadian itu” seru Nabilah  lirih. Ia memang masih selalu menyisakan kenangan pahit itu di hatinya. Dan entah kenapa. Fikirannya tak pernah lepas dari sosok Duvid. Ya,Duvid, lelaki yang telah banyak membuatnya menangis dan terluka.
Nabilah  hanya terdiam menghadap senja. Memandangi mentari yang kian tenggelam. Dia bungkam dengan berjuta khayalnya. Dan seketika butiran bening itu jatuh dari kelopak matanya yang indah. Angin senja yang berhembus kala itu membuat suasana kian sendu.
“bukankah sunset itu indah?”. sebaris kalimat itu membuyarkan tangis Nabilah. Namun Nabilah tetap bungkam. Bahkan tak bergerak sedikitpun. Melirik pun tidak. Ia enggan untuk tau siapa lelaki itu. Ia pun tak ingin berpaling dari indahnya jingga yang menghias mega kala itu.
“masihkah ingatan pedih itu merasuk jiwamu?” Lanjut lelaki itu. Pertanyaan itu kini menyadarkan dini. Ia menoleh. Seketika, hatinya remuk redam. Dadanya mulai sesak. Namun ia tahan air matanya. Ia coba tersenyum. Walaupun senyum itu hambar adanya.
“Bukankah kamu tau jawabanku?”
“Maaf”
“untuk apa?” tukas dini.
“untuk hari itu. Hari yang mungkin menyakitimu” jawab lelaki itu dengan nada penyesalan
“sudahlah vid, lupakan semua itu. Aku tak ingin mengingatnya” balas Nabilah
Nabilah berpaling. Ia tak sanggup melanjutkan perbincangan itu. Hatinya hancur. Ia ingin pergi. Tapi jemari lembut itu meraih tangannya. Menggenggamnya. Erat. Benar-benar erat.
“tolong, jangan pergi dariku Nabilah, tetaplah di sini bidadari senjaku” pinta lelaki itu. Tapi Nabilah tetap meronta. Ia tak ingin terlihat cengeng di depan orang yang telah banyak menyakitinya. “untuk apa? bukankah dulu kamu yang memintaku pergi?” sahut Nabilah. “tapi itu dulu din, sekarang…”. kalimat itu terpotong. Lelaki itu kini menarik dini dalam pelukannya.
“sekarang, aku ingin memintamu kembali Bill” lanjutnya lagi.
Nabilah terdiam. Ia bungkam. Bibirnya seolah beku. Ia membisu dalam dekap malaikat hatinya.
“bisakah kau kembali untukku?”
Nabilah tetap bungkam. Ia ingin. Tetapi ia terlalu sakit dengan perlakuan malaikat hatinya itu. “haruskah aku menerimanya kembali tuhan? aku ingin tuhan. Tapi bukankah dia benar-benar keterlaluan? dia membuangku dan kini dia memintaku kembali? bukankah? haaaahhh… aku tak bisa tuhan” jerit Nabilah dalam hati.
“Maaf, vid” sahut Nabilah  lirih. Ia hampir menjatuhkan lagi air matanya. Tapi ia mencoba menahannya.
“maaf, aku tak bisa. Aku terlalu lelah, Vid. Aku mungkin tak akan terbangun lebih lama lagi” lanjutnya lagi
“ya, aku tau jawabanmu itu. Aku mungkin terlalu kejam bagimu. Aku dulu menyiakanmu, dan kini memintamu kembali.. aku memang kejam, dan aku memang tak pantas lagi menjaga dan menyayangimu kan Bil?”
“Vid” sahut  Nabilah .
Seketika suasana hening. Duvid  yang terdiam. Kini seolah menampakkan penyesalannya. Tetes air matanya jatuh membasahi pasir putih yang terbalut senja merona. Nabilah  menatapnya. Ia seolah merasa berdosa atas apa yang ia katakan dengan lelaki yang ia cinta itu.
“kamu menangis? apa aku menyakitimu?”
“tidak, Bil. Aku tak apa, aku hanya menyesal. Mengapa dulu aku begitu bodoh melepasmu, padahal kamu wanita terbaik yang pernah hadir di hidupku setelah ibuku… tapi aku terlalu bodoh. Aku meninggalkanmu untuk bersama orang yang tak pernah mencintaiku dengan tulus. Seperti bidadari senjaku yang dulu selalu tulus memberiku rasa itu.. andai aku bisa mengulang semuanya, aku tak akan meninggalkanmu, Bil.. aku mencintaimu. Dan aku akui aku menyesal..” jelas Duvid.. Nabilah  yang mendengar setiap kalimat itu tak tahan lagi menahan air matanya. Ia menangis lagi. Lalu. Memeluk tubuh Duvid dengan erat.( Busett di peluk member, Golden Rules sudah ga berlaku :v :p )
“kamu tau, aku tak pernah berhenti mencintaimu malaikat hatiku… aku selalu merindumu meski kamu menyakitiku, dan sampai kapanpun aku akan tetap mencintaimu.. tapi, maaf, aku tak bisa terus bersamamu. Aku tak mungkin lagi bertahan dengan penyakit yang terus menggerogoti tubuhku ini, Vid.. tapi, aku ingin kamu tau, bahwa cintaku ini tak akan pernah hilang untukmu.. meski maut menjemputku..” tukas Nabilah  di antara senja yang kian redup. Dan menghitam.
Duvid yang mendengar utaian kata itu terkejut. Ia benar-benar tak tau jika selama ini bidadari senjanya itu sakit. Kenapa bisa ia tak tau? kenapa bisa sampai selama itu dia tak pernah bertanya dan mengerti sedikitpun dengan keadaan Nabilah ? bodohnya ia yang membiarkan bidadarinya itu sendiri melawan penyakit ganas yang sampai saat ini terus menggerogoti tubuh badadarinya. Dan kini ia baru tau. Bodoh. Bodoh. Bodoh. Kata itu terus menari dalam fikiran Duvid.
“jadi, selama ini kamu sakit?” tanya Duvid meyakinkan.
“iya… dan sekarang, penyakit itu mulai menggerogoti saraf otakku. Ya, begitu kata dokter.. dan mungkin aku tak akn bertahan lebih lama lagi” jawab dini penuh ragu.
Jujur, Nabilah  berat mengatakannya. Ia tak ingin malaikatnya itu semakin menyesal. Tapi, inilah yang harus ia lakukan. Ia harus mengakuinya.
Duvid yang mendengar penjelasan itu lagi-lagi terdiam. Ia bingung, sedih, kecewa, marah dan takut. Apa nantinya ia akan bisa menjalaninya hidup tanpa adanya bidadarinya itu? apa ia tak akan pernah menyesal dengan semua yang ia lakukan pada Nabilah ? apa ia tak akan terus dihantui oleh penyesalannya? pertanyaan demi pertanyaan itu terus muncul di kepalanya.
“maaf, rasanya aku harus pergi. Lagi pula sunset sudah hilang, kau harus pulang…” lanjut Nabilah  lagi
“tapi…” jawab Duvid terengah
“sudahlah, anggap saja hari ini tak pernah ada, Vid… aku rasa ini pertemuan terakhir kita.. selamat tinggal malaikat hatiku.. aku mencintaimu”
Lambat Nabilah  pun mulai beranjak. Meninggalkan Duvid sendiri bersama pedih dan berjuta sesalnya. Nabilah  berjalan pelan. Menyusuri kelamnya malam. Hingga bayangnya pun samar-samar dari pandangan Duvid. Dan. Akhirnya.. bayangan indah bidadari senja itu pun benar menghilang dari pandanagan Duvid.
“selamat jalan bidadari senjaku.. aku tak akan pernah melupakanmu..” ucap Duvid dalam isakkannya
Dan sejak pertemuan itu. Meraka tak pernah bertemu lagi. Duvid pun tak pernah tau dimana dan bagaimana keadaan bidadarinya sekarang. Setelah ia memutuskan untuk meninggalkan kota kenangannya itu. Dan menghilangkan setiap penyesalannya. Namun tidak dengan kenangan pedih dan indah itu. Baginya. Nabilah  adalah memory kehidupan terindahnya. Nabilah  juga meyakini satu hal. Bahwa. Bidadari senjanya itu kini bahagia. Dan tak akan merasa perihnya kehidupan lagi…
THE END


@Duvid_

Kamis, 22 Mei 2014

Kesetiaanku Dibalas Penghianatan


Hanya lantunan lagu melow yang menemani setiap malamku mengingat kisah cintaku yang menyakitkan setiap aku mengingatnya dan hampir setiap malam aku selalu menetaskan air mata ketika aku kembali mengingat semuanya, apa yang dia lakukan padaku selama ini padahal aku pikir dia benar benar setia padaku tapi kenyataannya tidak, kesetiaanku di balas dengan perselingkuhan, tak ku sangka semua ini terjadi padaku, terkadang aku berpikir apakah ada yang kurang dariku atau aku kurang perhatian terhadapnya sehingga dia berpaling dariku..? mungkin ini yang selalu yang aku pikirikan setiap malam mengingat kembali ketika pertama kali kami bertemu.
Hari itu ada acara di kampus kami dimana aku dan teman teman sekelasku turut ikut serta dalam acara tersebut dan kebetulan dia juga turut serta dalam acara tersebut pada awalnya kami tak saling mengenal tapi menurut teman temannya dia selalu memperhatikanku ketika ada acara kampus dimana aku dan teman temanku selalu ikut serta dalam acara kampus begitu pun dengannya. hingga suatu malam tiba tiba ponselku berdering dan aku pun bergegas mengambil ponselku dan melihat pesan tersebut ketika aku melihat ternyata nomor baru dan dalam pesan singkat itu nama pengirimnya pun tak tercantum dan isi pesan tersebut. “hai, selamat malam, lagi ngapain..?” tanpa menunggu lama lagi aku pun membalasnya “malam juga, aku lagi mau tidur, kalau boleh tau ini siapa yah..? tanyaku.” beberapa menit kemudian dia pun membalas pesanku. “oh, sudah mau tidur yah..? kalau gitu maaf yah. selamat malam.” dalam benakku aku berkata “ini orang siapa sih..? di tanya namanya malah ngga di jawab..? mendingan gue tidur.” gumamku.
Keesokan harinya aku pun bergegas berangkat ke kampus dan menemui teman temanku di kelas dan memberitahukan kepada mereka tentang nomor baru yang mengirimiku pesan semalam mungkin saja mereka tau siapa pemilik nomor itu. “pagi teman teman, oya aku mau nanya sama kalian boleh ngga..?” teman temanku menjawab. “tentu saja memangnya lo mau nanya apaan..?” aku pun menceritakan kepada teman temanku. tadi malam ada yang mengirimiku pesan, ini pesannya. (memperlihatkan sebuah pesan) dan apakah kalian tau nomor ini..?” dan teman temanku pun hanya menggeleng gelengkan kepalanya yang berarti mereka tidak tahu. dan salah satu temanku berkata. “mungkin itu penggemar lo.” spontan saja aku langsung tertawa dan kembali berkata kepada temanku. “hahahha, penggemar..? ngga mungkin, emangnya gue artis, yang benar aja sih lo.” kataku.
Ketika aku sedang asyik mengobrol dengan teman temanku tiba tiba ponselku bergetar aku pun melihat layar ponselku dan ketika aku melihat nomor yang mengirimiku pesan tersebut ternyata orang yang mengirimiku pesan semalam. “selamat pagi Farah, kayaknya kamu lagi asyik banget ngobrol dengan teman temanmu.” Sejenak aku terdiam membaca pesan tersebut yang membuatku jadi semakin bingung. “ini orang siapa sih lagi lagi dia tidak menulis namanya, hmm, jangan jangan ada yang ngerjain gue nih..?” gumamku. “siapa Rah..? kok muka lo jutek banget..?” kata salah satu temanku. “ini nih orang yang mengirimiku pesan semalam dia mengirimiku pesan lagi dan tidak menulis namanya, haaaa, jangan jangan di antara kalian ada yang ngerjain gue yah..?” kataku. “kurang kerjaan amat kami ngerjain lo, kan gue sudah bilang pasti penggemar lo.” kata temanku. “kalau bukan kalian siapa dong..? dan dia juga tau kalau gue lagi ngobrol ngobrol sama kalian.? Gue jadi makin penasaran dengan pemilik nomor ini, dan dia juga tau namaku.” kataku. aku pun membalas pesan tersebut. “sebenarnya ini siapa sih dan darimana lo tau kalau gue lagi ngumpul ma teman teman gue atau lo satu kampus dengan gue dan darimana lo tau nama gue dan nomor gue..?” beberapa menit kemudian dia pun membalas pesanku “lo benar kita memang satu kampus tapi kita beda kelas dan gue tau nama dan nomor lo dari teman gue dan sejujurnya gue selalu perhatikan lo.” Aku pun makin penasaran dengan orang tersebut, aku pun membalas pesannya. “nama lo siapa dan kelas berapa..?” dia pun membalas pesanku tapi balasannya membuatku semakin kesal. “kayaknya lo penasaran banget sama gue, suatu saat gue pasti datang sama lo dan memperkenalkan diri. OK .” Dengan nada mengancam aku pun membalas pesannya. “kalau lo ngga mau kasih tau gue nama dan kelas lo gue ngga bakalan lagi balas SMS lo.” Aku pun menatap layar ponselku dan menunggu balasannya dan berharap dia akan memberitahukan namanya tapi kenyataannya dia tidak membalas pesanku aku pun semakin jengkel dan aku pun menyimpan nomor tersebut di ponselku dengan nama “STRESS” .
Malam harinya ketika aku sedang mendengarkan lagu dari ponselku tiba tiba saja ponselku bergetar dan melihat sebuah pesan ketika aku melihat nama pengirimnya ternyata dia lagi, aku pun membuka pesan tersebut. “selamat malam Farah, lagi ngapian..? setelah membaca pesan tersebut aku memutuskan untuk tidak membalasnya sampai dia memberitahuku namanya. “gue ngga bakalan balas SMS lo sampai lo ngasih tau gue nama lo sama gue, dasar orang stress. gumamku” . setelah beberapa menit ia kembali mengirimiku pesan. “kok ngga di balas apa lo sudah tidur..?” setelah membaca pesannya aku kembali memutar lagu di ponselku. “apa susahnya sih tinggal nyebutin nama doang atau namanya begitu rumit kali yah sampai sampai dia ngga mau nyebutin namanya, ahhh, masa bodoh, emang gue pikirin, gue ngga bakalan balas SMS lo sampai lo nyebutin nama lo.” Gumamku sambil menatap layar ponselku.
Keesokan harinya ketika aku melihat layar ponselku, aku melihat sebuah pesan aku pun melihat nama pengirimya. “ahhh, dia lagi, dia lagi…” gumamku. aku pun membuka pesan tersebut dan seketika mataku jadi melek. Ketika membaca pesannya. “selamat pagi Farah, hari ini aku akan menemuimu di kampus dan aku akan memperkenalkan diri, sampai jumpa di kampus yah.” sejenak aku duduk terdiam dan menatap layar ponselku. “akhirnya lo mau juga menampakkan diri juga hmm, gue jadi penasaran siapa sih lo sebenarnya..? dan apa mau lo, haa, meningan gue buru buru mandi dan ke kampus gue benar benar penasaran sama ini orang.” kataku.
Setelah berpakaian aku pun langsung menuju ke kampus dan menunggu pesan dari orang tersebut, setelah beberapa menit aku tiba di kampus. tiba tiba ponselku berdering dan aku pun melihat layar ponselku ternyata benar orang itu mengirimiku pesan. “pagi amat lo datang jadi benar kamu benar benar penasaran sama gue sampai sampai lo datang pagi amat.” setelah membaca pesan tersebut aku pun memandang semua tempat yang ada di sekitarku tapi aku tak tahu yang mana orangnya karena begitu banyak mahasiswa aku pun memutuskan membalas pesanya. “sebenarnya lo itu siapa sih..? buruan tunjuka diri lo..!! kalau hari ini lo ngga nunjukin diri gue ngga bakalaln mau balas SMS lo.”
Beberapa menit kemudian dia pun membalas pesanku. “baikalah, lo tunggu aja di situ gue bakalan datang kehadapan lo.” aku pun menunggunya dan beberapa menit kemudian aku melihat cowok yang datang ke arahku aku pun mulai bertanya tanya. “apakah dia orangnya..? tapi kayaknya aku pernah melihatnya, oya.. gue baru ingat dia kan anak kelas 1A dan bukannya dia selalu ikut partisipasi setiap ada acara kampus tapi gue ngga tau namanya..?” gumamku. sedikit semi sedikit dia mulai mendekat ke arahku dan kau semakin yakin bahwa dialah orangnya dan ketika dia tiba di hadapanku dia pun mengulurkan tangannya dan memperkenalkan diri. “hai, lo Farah kan..? kenalin nama gue Duvid gue anak kelas 1A dan maaf kalau selama ini gue bikin lo penasaran.” Sejenak aku menatapnya dan menjawab pertanyaannya. “iya, gue Farah, jadi elo yang selalu mengirimiku SMS tanpa nama dan selalu bikin gue penasaran..? akhirnya lo muncul juga.” Kataku dengan cuek… berulang kali dia mengucapkan maaf terhadapku, hingga akhirnya aku pun memaafkannya.
Setelah seminggu kami saling mengenal tiba tiba saja pada suatu malam dia menyatakan perasaannya padaku dan aku pun langsung menerimanya, sejak sekitar 2 minggu kami pacaran hubungan kami baik baik saja sama seperti teman temanku yang lainya tapi hingga suatu hari aku mendengar rumor tentang dirinya kalau dia selingkuh, tentu saja aku tidak percaya begitu saja karena aku belum melihat dengan mata kepalaku sendiri dan aku pikir dia tidak mungkin selingkuh. hingga suatu hari aku dan teman temanku sedang mengobrol di halaman kosan salah satu teman sekelasnya yang kebetulan dekat dengan kampus, waktu itu aku sedang memperhatikan motor dan mobil yang lalu lalang tapi perhatianku tertuju pada salah satu motor yang begitu familiar bagiku dan ketika aku melihat orang mengendarai motor tersebut betapa kagetnya aku ketika melihatnya ternyata dia adalah Duvid yang sedang berboncengan dengan wanita lain yang tampak begitu mesra dengan tangan wanita tersebut melingkar di pinggang Duvid (gua aslinya setia, tp di cerpen ini kebalikanya :v), spontan saja air mataku menetes ketika melihat  Duvid. “ternyata benar rumor tersebut kalau  Duvid  memang selingkuh pantesan saja akhir akhir ini dia tampak berubah terhadapku, mungkin ini adalah jawaban atas doaku kepada Allah, sungguh tak ku sangka dia melakukan ini padaku aku pikir dia benar benar setia terhadapku dan serius menjalin hubungan denganku, tapi ternyata perkiraanku selama ini salah, kesetiaanku di balas dengan perselingkuhan.” gumamku. teman temanku berusaha untuk menghiburku dan mereka juga tak menangka kalau  Duvid  benar benar selingkuh. “sudah dong Rah, cowok begitu ngga pantes lo tangisin, toh sekarang doamu terkabul dan rumor itu ternyata benar kami juga ngga menyangka kalau dia benar benar selingkuh, gue pikir dia cowok setia tapi ternyata brengsek juga.” kata salah satu temanku. “gue benar benar ngga nyangka dia duain gue, emangnya apa yang kurang dari gue atau gue kurang perhatian terhadapnya, gue pikir dia benar benar setia sama gue tapi ternyata ngga, kenapa dia tega sama gue… kenapa..?” kataku. “ngga kok, lo ngga kurang apa pun, lo begitu perhatian sama dia dan juga perhatian, Cuma matanya aja katarak ngga bisa melihat kebaikan lo, ya.. udalah ngapain juga lo tangisin, sementara dia tertawa dengan selingkuhannya.”
Hampir setiap malam aku meneteskan air mata ketika mengingat perselingkuhannya dan membuatku bertanya tanya “kenapa dia tega terhadapku..? kenapa..? kenapa…?.”
Aku ingin melupaknnya tapi itu sangat sulit bagiku karena aku terlanjur menyanyangi dan mencintainya, entah kapan aku bisa melupakannya mengingat kami satu kampus dan pastinya setiap hari kami pasti bertemu, rasanya aku tak ingin mengenalnya lagi setelah apa yang telah dia lakukan terhadapku, aku hanya bisa berharap semoga tuhan bisa membantuku menghapus banyanganya dan bisa melupakannya.
* THE END *

@Duvid_IC48 and @farap_

Rabu, 21 Mei 2014

You Are not you Forget Me But Always Inconceivable

Di tengah keindahan malam yang berselimut bintang. Mala (Fatmala) duduk seperti tak beryawa, senyumnya yang dulu ceria kini jadi air mata. Dengan rasa tidak karuan ia mencoba mencari ketenangan di kamar depan rumahnya. Matanya yang bening bagaikan embun pagi yang tak tersentuh oleh manusia kini sering memuntahkan cairan perasaan yang bersumber dari hatinya jika ia ingat dengan sosok pangeran berkuda putih yang tak bisa ia miliki. Dalam wajahnya tampak kekecewaan yang mendalam, seringkali nafasnya tertahan karena warna yang dulu ia kenali kini telah pergi.
Di samping kursi yang ia duduki terdapat beberapa kenangan Mala dari kekasihnya yaitu Duvid. Surat, cincin, bunga mawar dan boneka beruang yang berwarna coklat dari Duvid akan ia hilangkan dari ingatannya. sering kali ia tersenyum namun bukan gembira melainkan senyum kehancuran jika ia melihat kenangan–kenangan itu. Air matanya pun langsung berlinang membanjiri wajah cantik yang ia miliki.
Ia duduk ditemani rasa hancur sambil memeluk gitar yang setia menemaninya. Pandangan matanya lurus ke teras rumah yang sedang terkena rintik hujan. Suara cicak dan katak pun seolah menemani alunan petikan gitar yang ia mainkan. Mala menggelengkan kepala. Kekecewaan yang ia rasa menjadikan ia ngobrol dengan dirinya sendiri di depan cermin. Seperti ini.
“Aku tuh bodoh. Kenapa aku masih berharap ia kembali. Aku salah bermimpi, mimpiku terlalu tinggi untuk ku gapai sehingga ketika ku jatuh rasa itu menusuk sampai ke jantung hati ini”
Ia langsung duduk di kasur yang berwarna merah muda seperti hatinya saat ia pertama kenal dengan Duvid Namun, kini warna itu menjadi pucat seperti hilang jiwanya. Dalam hatinya ia ingin melupakan. Namun semakin ia melupakan semakin ia terbayangkan sosok itu.
Setelah itu ia mencoba menulis sesuatu di kertas yang ada di sampingnya, ia mencoba menuliskan kata-kata yang sedang ia rasakan berharap bisa sedikit mengobati kehancuran itu. Tulisannya seperti ini.
“Andai engkau selalu di sisi mungkin aku takan pernah meraskan sepi. Andai kini aku bisa memelukmu mungkin luka ini sedikit terobati. Namun, andai saja awal itu aku aku pernah mengenalmu mungkin aku takan seperti ini, meski aku tak menyesal untuk mencintaimu”.
Namun kata-kata yang ia rangkai sendiri itu malah membuat ia ingat dengan Duvid, sehingga keluarlah air matanya. Tangan yang putih dan halus selalu mengusap tetes demi tetes air mata yang jatuh di pipinya.
Sebenarnya masih banyak yang lebih dari Duvid. Namun, mala tak bisa melupakannya. Seribu jalan telah ia lalui hanya untuk melepaskan bayangan Duvid. Namun, bukannya terlupakan tapi banyangan Duvid malah semakin menghantuinya. Rambutnya yang hitam dan panjang sering ia remas dan menjadi acak-acakan. Tangan yang indah itu selalu memegang kepalanya. Ia merasa terbebani.
Malam semakin larut dan satu bintang telah menciut sinarnya. Mala mencoba bangun dari kursi yang ia duduki, dan ia mencoba melepaskan kegalauan yang di rasa. Dengan langkah gontai tak terarah ia mencoba mendekai cermin tempat ia berbagi kisah dengan dirinya sendiri. Tubuh yang seksi beserta kulit yang putih dan rambut yang panjang yang ia miliki langsung berdiri di depan cermin. Ia mengusap air matanya dan tersenyum. Ia pun berbicara kepada cermin itu. Seperti ini.
“UughHh… Apakah kau akan selalu seperti Bintang? atau Bulan? yang hanya mampu ku pandangi dan tak bisa ku miliki. Atau kau terlalu tinggi untukku? sehingga aku tak bisa menggapainya.”
Tidak lama kemudian tangan yang halus itu mengobrak-abrik cosmetik-cosmetik yang ada tepat di bawah cermin. ia melempar-lemparkan cosmetik yang selalu setia menemani wajahnya. Lipstick, pelembab, parfum dan sebagainya berterbangan dan mendarat di lantai kamar yang berkramik puih menjadi acak-acakan.
Sementara itu di luar rintik hujan belum juga reda, malam semakin sunyi, udara semakin dingin. Namun, Mala membuka jendela kamarnya dan langsung melempar kenangan-kenangan saat ia masih dengan Duvid Dengan rasa tak karuan dan ia pun mulai lelah, ia naik ke atas kasur yang berbantalkan dua dan berselimut putih. Ia mencoba memejamkan kedua matanya. Namun, itu sia-sia, keinginan untuk memejamkan mata tak ia dapatkan, ia pun langsung bangun mendekati cermin lagi. Ia menatap matanya yang bengkak akibat kebanyakan air mata yang keluar. Keadaan pun menjadi hening dan jam dinding mengarah pada pukul 01.30. Ia pun langsung mengambil kertas kosong berwarna putih dan pulpen yang bertinta hitam. Ia sadar tidak ada gunanya ia menangisi keadaan ini. Ia langsung menulis sebuah kalimat yang sedang ia rasakan dan ia berharap Duvid kan mengetahuinya. Kalimatnya seperti ini.
“Duvid,.... mungkin pedih ini hanya aku yang rasa. Namun, ku berharap kau kan mendengarkannya. Mungkin Tuhan datangkan engkau untuk ku, hanya untuk membuat aku mengerti apa yang namanya cinta sejati. Yaitu, cinta yang tak mengenal pamrih dan tak harus memiliki.
Andai saja ada sedikit waktu untuku sebelum aku mati, ingin sekali aku melihat senyum mu tuk terakhir kali”
Setelah itu ia terbaring di lantai yang dingin Karena udara malam. Dan ketika ia sadar ia tak mengetahui kalau sekarang sudah pukul 06.00 pagi. Dan tanpa disadari ketika ia mengambil hand phon ada pesan masuk dari Duvid. Seperti ini.
“’Hidup berawal dari mimpi. Sekarang adalah kenyataan bukan mimpi, namun mimpimu pun suatu saat akan jadi kenyataan asal kita mau berusaha. Ingat jangan sia-siakan waktumu dengan hal-hal yang tak tentu.”
Mala pun tersenyum lega setelah membaca pesan dari Duvid itu. Ia pun membuka hari baru dengan senyuman yang baru.

@Duvid_IC48

Senin, 19 Mei 2014

First Love Never Die

Shan, tunggu gue ya ntar kita pulang bareng!” teriak Kinal yang buru buru masuk kelas setelah terdengar bel yang menggema. Itu tak lain adalah bel sebelum pelajaran terakhir. Mereka mengikuti pelajaran di kelas masing masing. Hari ini Kinal lagi gak mood, gak tau kenapa memang mendadak begitu mau gimana lagi.
Setelah semua anak di kelas keluar, barulah Kinal keluar maklum lah dia piket, tumben tumbenan tertib ya. Dilihat di depan kelas sudah ada Juwita yang telah menunggunya. “E maap dah buat elu nunggu, udah lama ya?” “Gak kok nal, gue dah terbiasa menunggu hahaha” “Menunggu apa dulu tuh Shan?” ucap Kinal sambil mengkedipkan mata kirinya. “Ah lupakan…!” ujar Shania sambil merenges.
Mereka pulang sekolah jalan kaki, sepanjang perjalanan mereka bercerita panjang lebar tentang apa saja yang mereka alami. “Gue duluan ya Nal, mampir yuk!” Kata Shania sambil memamerkan sederet giginya yang putih bersih. “Kapan kapan aja lah shan”, Tolak Kinal. Lalu Kinal jalan sendirian tanpa ditemani siapa siapa lagi. Ia menendang segala yang ada di depannya yang bisa ditendang.. kerikil lah, kaleng fanta lah, plastik lah. Dia ini penggalau tingkat dewa, tapi banyak yang nggak tau soal ini, masalahnya dia selalu kelihatan ceria di depan semua orang.
Sampai di rumah ia langsung ganti dan tepar di kasur kamarnya. Tangan kirinya meraih hp yang ada di laci meja belajar dan membuka inbox, ya ada 5 pesan masuk.
Itu dari Andre, Robi, Lintang, Nabilah, Duvid (yaelahh kenapa haruss gua lagi sih)
Si Andre ini cuman ngucapin “Pagi Kinal” yang pasti ini ngirimnya tadi pagi dan sudah tau kan, gak mungkin Kinal mau bales lah orang ini sudah siang juga ye. Kalau sms Robi gini “Gue mau curhat!” Jelas lah Kinal gak bales juga soalnya si dianya lagi gak mood kok. Dari Lintang: “Kinalll… aku kangen sama kamu, lama gak ketemu, kamu kangen gak sama aku? kapan kamu kesini? terus mau sama siapa?” gila si Lintang main kirim pertanyaan combo gitu, bikin eneg aja, gumam Kinal dalam hati. Lalu Kinal ngetik balesan ke Lintang: “iya. gak tau. gak tau.” mungkin Si Lintang yang baca juga bisa eneg sama jawaban Kinal yang ‘singkat, padat, dan jelas’.
“Heh lu bisa gak sih kalo gak ganggu hubungan gue sama Duvid, elu jadi perempuan sukanya cuma ngerebut hati orang” Ini sms Nabilah yang nusuk banget. Kinal cuman heran banget… “Ngrebut hati orang lu bilang? emang hatinya dia itu milik elu ya?! pikir dong” Send to Nabilah, Messange Send! Tak lama kemudian.. Receive message, dan itu dari Nabilah: “Jauhin Duvid! gue gak mau lu deket sama dia, dia itu calon pacar gue!” sekali lagi Kinal cuma heran, Duvid kan sahabatnya gak salah kan kalau sahabat itu selalu dekat.
Kinal kan orangnya cuek, jadinya tu sms yang mengusiknya gak dia bales.. cuma nambah perkara aja adanya.
O iya sms Duvid belum gue lihat.

From: Duvid
To: Kinal
Nal aku sayang sama kamu. Entah tiap hari rasa sayangku ke kamu itu semakin besar. Rasa ini nggak kayak biasanya!?
Kinal yang baca sms Duvid itu hanya bisa ternganga menatap layar hpnya. Oh Tuhan.. apakah dia mencintaiku? Kinal hanya dapat melontarkan beribu pertanyaan di hatinya. Seandainya dia memang mencintaiku.. aku harus bagaimana? Jujur Kinal juga sudah lama menyukai Duvid, dan telah lama memendam rasanya di lubuk hati paling dalam. Kinal bingung mau jawab apa ke Duvid. Kinal tarik nafas dalam dalam dan ia login di jejaring sosialnya: facebook. Dia mendapati Duvid yang sedang Online. Duvid malah langsung ngeChat Kinal >
Duvid Galih
Nal, sebenernya gue suka sama lu..
Kinal tertegun membacanya. Dia membacanya berulang ulang karena Duvid telah mengungkapkan kata itu. Kinal berasa melayang. Kali ini Kinal juga merasakan suka tak seperti biasanya. Lalu Kinal membalas >
Depi Kinal
:) salah kirim vid?
Duvid Galih
Aku gak salah kirim ko nal!
Depi Kinal
Alah kamu gak usah bercanda gitu. Gak lucu tau vid!~
Duvid Galih
Aku gak lagi bercanda nall.. maaf eh, jangan marah.
Kinal berasa berdebar debar setelah Duvid bilang jika dia lagi gak bercanda. Gue harus bilang apa sama dia? Kinal terus bertanya beribu kali ke hatinya dengan pertanyaan yang sama.
Depi Kinal
Emm. aku gak marah ko :) tapi…
Duvid Galih
Tapi apa nal?
Depi Kinal
Emm. seneng ja.
Duvid Galih
Terus?
Depi Kinal
<3
Duvid Galih
:) <3 makasih
Depi Kinal
Iyaaa..
Duvid Galih
Kamu serius Kan ?
Depi Kinal
Malah dua rius?!
Duvid Galih
Aku gak nyangka kamu juga suka sama aku say :D wkwkwk (busett langsung panggil say)
Depi Kinal
Iya say :D dari kapan kau suka sama aku?!
Duvid Galih
Udah dari dulu sebenernya say. dari waktu pertama kita sering dijodoh jodohin sama temen temen hehehe.
kamu say?
Depi Kinal
Wkwkwk sama say! di sekolah aku selalu bilang no! tapi hatiku bilang yes..
Duvid Galih
Hehehehe. kamu besok berangkat lomba ke Malang ya say?
Depi Kinal
Iye say. Jangan kangenin aku ya :p wkwk
Duvid Galih
Aku pasti kangen say.
Depi Kinal
19-11-2012
16.45 <3
Duvid Galih
:v :v :v
Setelah itu Kinal langsung offline, lalu mandi sore. Mandi sorenya dibuat cepat cepat. Dia sangat riang tak seperti biasanya. Dia selalu membayangkan Duvid di hatinya, hanya Duvid yang bisa membuat dia merasakan rasa yang luar biasa. Setelah mandi Kinal mendengarkan Perahu Kertasnya Maudy Ayunda.(dia dulu fansnya Maudy A, dia dulu bukan Wota :v)
Perahu kertas mengingatkanku..
Betapa Ajaib hidup ini..
Mencari cari tambatan hati..
Kau sahabatku sendiri..
Hidupkan lagi mimpi mimpi.. cita cita.. cinta cinta..
yang lama kupendam sendiri..
berdua.. ku bisa percaya..
Ku bahagia..
Kau telah terlahir di dunia..
Dan kau ada di antara milyaran manusia..
Dan ku bisa dengan radarku menemukanmu..
Tiada lagi yang mampu berdiri.. Halangi rasaku, cintaku padamu…
Kinal menjadi ingat dengan seseorang yang tak lain adalah Duvid. Kinal juga sayang sekali dengan Duvid. Malamnya mereka smsan sampai malam. Dan Kinal mau tidur setelah dibujuk oleh Duvid untuk tidur kerena besok Kinal harus berangkat lomba. ZzZzZzZz
Pagi pagi Kinal telah mandi dan membawa tas yang berisi perlengkapan selama tiga hari di Malang. Sampai di sekolah, Kinal melihat Duvid, mereka hanya saling senyum satu sama lain kerana malu mungkin ehehe. Pukul 09.00 Kinal dengan tiga orang kakak kelas dan empat orang guru berangkat menuju kota Malang. Perjalanannya sangat menyenangkan, ketika sampai Kota Surabaya, Mereka semua disuguhi berbagai macam pemandangan yang menyegarkan mata dan jalannya yang sangat Ramai. Tak lama kemudian, sampai Kab,Malang , dan Bressss… hujan turun. Kinal pun menutup jendela mobil. Setelah 15 menit hujan mengguyur, hujan pun reda dengan sendirinya. Kinal pun kembali membuka jendela mobil. Di sela-sela perjalanan, masih sempat sempatnya Kinal membayangkan wajah Duvid. Kinal pun jadi senyum senyum sendiri. Ketika di pertigaan dekat hotel yang dituju, Kinal dan kakak kakak kelasnya melihat ada truk yang tulisannya begini:
Ora sabar? Maburo!!!
Dan serentak berhasil membuat mereka yang ada di dalam mobil menjadi tertawa terpingkal pingkal, entahlah…
sampai di Hotel Santika, mereka langsung pergi ke kamar 148, no tempat akan menginap. Ada di lantai 2, yang cukup dengan naik tangga. Selepas itu mereka langsung menata tas dan… tepar!! oiya kamar anak anak dan guru guru berbeda, jadi kamar ini dibuat untuk menggila?! Malamnya Kinal smsan dengan Duvid sampai pukul 23.00 karana tak bisa tidur. Duvid pun selalu menyemangati Kinal.
Keesokan harinya pukul 08.00 mereka semua sudah sampai di JHS 2 Malang, tempat lomba. Kinal mengikuti lomba catur. Melody mengikuti lomba story telling,  Beby mengikuti lomba menyanyi tunggal, dan Hanna pidato bahasa jawa. Lomba berlangsung sampai sore. Banyak teman teman baru dari berbagai daerah di dapat oleh Kinal. Kinal mendapat poin 4, dari 6 babak yang dilombakan. 4 menang, 2 kalah, tanpa seri. Kinal memperoleh medali perak, Melody perunggu, Hanna perak, dan sayangnya beby  tak dapat.
Malamnya Kinal menelpon ortunya, mereka senang. Dan tak lupa Duvid dikabarinya, ya dia senang. Kinal pengen cepet cepet ketemu Duvid, dia kangen banget sama Duvid. Mereka pun smsan terus sampai pukul 00.00 karena besok sudah tidak ada kegiatan perlombaan dan pulang ke Kediri.
Hari ini sampai rumah, dan besok sudah mulai sekolah lagi. Kangen sih sekolah, tapi gak kangen pelajarannya… kata Kinal ke Duvid di chat fbnya. Duvid hanya terkekeh. Pagi ini sekolah, yeh kangen banget gak ketemu Duvid 4 hari, gak ketemu sehari aja berasa gak ketemu setahun, namanya ya orang lagi jatuh citrong lah?! ketemu Duvid dia langsung senyum, ya beginilah kalau ketemu masih salting, tapi kalau di sms atau chat, kami cerewetnya minta ampun dahh! sampai sampai obrolan kami mencapai 40-an ribu?! Bayangkan!! angka yang tak sedikit, dan harusnya itu… Dapat Rekor dari MURI Hahaha. garing? biar lah.
Kinal pulang sama Beby, dia cuma gak percaya aja lantaran baru kali ini Kinal nerima cowok. Kinal itu sulit jatuh cinta, karakternya sulit ditebak, cuek kalau sama yang belum kenal, suka jaga image, kalo belum kenal sama Kinal, pasti kalian semua ngiranya dia sombong.. tapi kenyataannya dia 100 persen ramah, humoris! dijamin wkwkwk.
Waktu ortu Kinal pergi ke Surabaya, Kinal sama Duvid telfon telfonan, tapi ya salting saltingan lah.. udah cuman 57 detik aja Kinal udah menutup telfon. 10 Des 2010 Kinal, Duvid, Beby, dan Bagas teman Duvid, ketemuan untuk jalan jalan bareng. Jalan kaki hlo~ sambil olahraga. Duvid kelihatan ganteng banget sih(yasalammm gua di bilang ganteng cuy :v), gumam Kinal dalam hati. Baru kali ini mereka bicara lama secara langsung. Eh.. mereka ketemu guru olahraga SMP, mereka panik dan secepatnya menghilang dari hadapannya.
Duvid ini seorang Gamers sejati ( padahal gua ga suka ngegame sihh, di sini gua paksa aja ). Hingga lambat laun dia cuek banget sama Kinal, Mereka pernah janji buat setia, dan Kinal mengira kalau dia cuek bukan karena ada cewek lain yang ada di pikiran Duvid, tapi kehadiran games suram itu! Game itu sudah mencuri semua perhatian Duvid ke Kinal. Setelah 4 bulan jadian, dan 1 bulan dicueki, akhirnya setelah curhat dengan Bagas, Kinal pun Memutuskan Duvid secara baik baik, dan Duvid pun meminta maaf pada Kinal, dan mengiyakan pemutusan itu. Kinal agak menyesal, tapi apa gunannya kalau punya pacar gak perhatian sama sekali, gara gara game suram itu Duvid gak pernah sms, chat, telpon Kinal. Kania masih mengukir nama Duvid di Hatinya…( hati bisa di ukir yaaa??) Kinal sulit jatuh cinta, apalagi move on.
Pernah Duvid memblokir pertemanan facebook Duvid dan Kinal, mungkin karena Duvid juga sulit untuk melupakan Kinal. Pernah Kinal ditembak sama seseorang, tapi Kinal menolaknya, karena  apa? Karena Kinal masih cinta sama Duvid! Kinal yakin semua akan indah pada waktunya. Jika Kinal dan Duvid memang jodoh, mereka pasti akan didekatkan kembali, Kinal percaya itu. dan.. First Love Never Die

New Single JKT48

Akhirnya yang kita tunggu-tunggu yaitu New Single ke-6 JKT48 dipastikan lagu dari Single ke-27 AKB48 yang juga adalah lagu dari Senbatsu Sousenkyo AKB48 Tahun 2012 yaitu Gingham Check ,ini akan menjadi Single ke-6 JKT48. Single yang dalam pemillihan membernya ditentukan melalui Senbatsu Sousenkyo JKT48.


    Gingham check di nyanyikan pada saat handshake Flying Get tanggal 18 mei 2014 di Balai Kartini.Gingham Check Sebenarnya telah di nyanyikan oleh sister AKB48 lainya yaitu SNH48,

 Kini JKT48 mendapat kesempatan untuk membawakan lagu inii !! jadi dipastikan One Center yaitu Melody.
tinggal tunguu Rilis dan MV

1.Melody (Center)

2.Veranda 

3.Haruka

4.Shania

5.Beby

6.Nabilah

7.Rica

8.Kinal

9.Ghaida

10.Yona

11.Viny

12.Yupi

13.Thalia

14.Ayana

15.Hanna

16.JejeLirik JKT48 Gingham Check

Walaupun aku sangat menyukai dirimu
Ku slalu menyinggungmu kadang
Kau yang berjalan mendorong sepeda
Tertawa lepas dengan polosnya

Sampai  ke tempat kerja
Di jalan tepi pantai
Sang matahari menggoda

Gi-ng ha-m che-eku
Pola dari cinta
Menuai pilu
Mana yang kupilih
Apakahku ungkapkan saja
Perasaan bimbang ini
Gingham Check

Lautanpun berkilauan
Memantulkan cahaya
Perasaanku yang bercampur ini
Sinarkan bayangan

Gi-ng ha-m che-eku
Baju lengan pendek
Putih biru pakai tampak sangat keren
Rasa sayang dan kepedihan
Hati ini berperlak  kotak – kotak

Gi-ng ha-m che-eku
Pola dari cinta
Menuai pilu
Mana yang kupilih
Apakahku ungkapkan saja
Perasaan bimbang ini
Gingham Check
@Duvid_IC48

Sabtu, 17 Mei 2014

Mata Kakak Pindah Ke Mataku

Ada seorang anak perempuan yang sangat suka memainkan alat musik. Alat musik tersebut gitar dan drum. Anak itu sangat pintar memainkannya. Tapi tuhan memang adil, dalam kelebihannya bermain alat musik ia juga mempunyai kekurangan. Terkadang kekurangan yang ia miliki membuatnya down. Tapi ia tetap sabar dengan caci maki teman-temannya yang sering mengatakan dia buta. Nama anak perempuan tersebut Nabilah Ratna Ayu, biasa dipanggil Nabilah (sikelinci yg Apa Adanya). Adalah seorang perempuan remaja yang berumur 14 tahun. Dia hidup bercukupan dengan sang Kakak yang bernama kak Duvid, sedangkan ayah dan ibunya tak tau merantau kemana, Nabilah bersekolah di sekolah biasa dan setiap pagi Nabilah diantar kakaknya ke sekolah dan sore hari di jemput oleh kakaknya juga.
Suatu hari Nabilah seperti biasa mendapat caci maki dari teman-temannya di sekolah. Sebenarnya Nabilah tidak ikhlas dengan perbuatan teman-temannya tersebut. Tapi apa jadinya jika Nabilah marah kepada teman-temannya. Toh.. teman-teman Nabilah tidak akan berhenti menghinanya. kakaknya selalu berkata “sabar… teman yang baik itu teman yang menerima apa adanya keadaan teman sendiri”. Setelah teman-teman Nabilah menghinanya, lantas mereka pergi dengan riang sambil berkata “buta”. Hati Nabilah sangat hancur dan dia pun mulai menitikan air mata.
Satu demi satu pelajaran pun di hadapinya meskipun dalam keadaan kekurangan. Dengan tidak bisa melihat materi yang ditulis di papan tulis tapi Nabilah masih bisa mendengarkan. Para guru pun sedikit khawatir dengan keadaannya. Lalu wali kelas Nabilah memanggil kakaknya untuk membicarakan hal tersebut.
Keesokan harinya, kak Duvid datang ke sekolah sembari mengantar Nabilah ke kelasnya. Lalu kakaknya bertemu dengan wali kelas. Wali kelas Nabilah membawa kakak Nabilah ke dalam ruangannya. kakak Nabilah sangatlah khawatir dengan dipanggilnya beliau ke sekolah. Karena ini sudah ke tiga kalinya beliau dipanggil karena hal yang sepele. “ada apa ya bu? Kok saya dipanggil kemari lagi?” kak Duvid heran. “begini mas, sepertinya mas harus memasukan Nabilah ke Sekolah Luar Biasa karena saya takut mengganggu kegiatan mengajar di kelas mas” wali kelas Nabilah langsung to the point membicarakannya. kak Duvid sangatlah sedih mendengar penolakan adiknya untuk belajar di sekolah ini. “tapi bu, adik saya ingin belajar seperti anak-anak normal meskipun dia cacat. Bu saya mohon….” pinta kak Duvid sambil memohon kepada bu guru. “tidak bisa mas, saya takut mengganggu saat UN nanti. Saya lebih kehilangan satu murid daripada seluruhnya mas. Tolong mas mengerti” kata-kata bu guru sangatlah tidak pantas untuk kak Duvid yang mempunyai adik yang memiliki kekurangan. kak Duvid pun sedih dan memutuskan memindahkan Nabilah dari sekolah ini.
Setelah Nabilah pulang sekolah dan duduk di ruang tamu.kak Duvid langsung pergi ke kamarnya. Beliau menangis karena takut untuk mengatakannya kepada Nabilah. “kak… kakak kemana? Aku mau tanya tentang kakak ketemu sama ibu guru” terdengar suara Nabilah oleh kakanya. kak Duvid pun langsung menghampiri Nabilah  “ada pa dek?” kak Duvid menghapus air matanya. “kak tadi bu guru bilang apa sama kakak?” tanya Nabilah kepada kakaknya. kak Duvid pun terkejut dengan pertanyaannya. “kak kok diam aja sih, jawab dong” “kamu yang sabar ya sayang…” kak Duvid tak kuasa menahan air matanya tapi mulutnya ia tutup supaya tidak menimbulkan suara tangis. “kak, aku siap dengerin apapun yang bu guru katakan” Nabilah pun mencari tangan kakaknya. kak Duvid menggapai tangan Nabilah  “kamu pindah sekolah sayang” “pindah sekolah…!!! kan bentar lagi UN kak. Aku ga mau pindah” “tapi wali kelas kamu yang nyuruh sayang” “ya kakak pikirin dong caranya biar aku ga pindah sekolah”. kak Duvid pun stress dengan penyataan adiknya yang tak setuju. Dan beliau menyendiri di kamar untuk menenangkan fikirannya.
Keesokan harinya, weekend. “tok… tok…tok…” suara pintu depan di ketuk. “iya siapa?” kak Duvid membuka pintu. Beliau tersenyum melihat tamu yang datang hari ini. Dia adalah nenekku . “siapa kak…” mencoba pergi ke arah pintu depan. “nenek Bill..” jawab kakaknya Nabilah. “nenek… nek.. giman kabarnya?” “nanti saja ngobrolnya kasihan nenek baru sampai”. Nabilah seperti biasa tanya-tanya tentang keadaan kampung. Nenek pun sangat senang melihat cucunya yang gembira melihat kedatangannya. kak Duvid pun sedikit terobati atas kesedihannya kemarin. “sepertinya nenek harus tahu tentang ini” gumam hati kak Duvid.
Saat malam hari, kak Duvid dan nenek masih menonton televisi. Sedangkan Nabilah sudah tertidur pulas di kamarnya. “nek… aku mau ngomong sama nenek” wajah beliau tertunduk. “ada apa? Kamu sepertinya menyembunyikan sesuatu”. “Nabilah tidak mau pindah sekolah ke SLB nek…” “loh kok dipindahin, kan adikmu seneng sekolah disitu” “ini permintaan sekolahnya nek. Wali kelasnya bilang takut mengganggu UN nanti”. “terus kamu mau lakuin apa buat Nabilah  Sedangkan dia saja tidak mau pindah sekolah”. “aku mau operasi matanya saja. Bulan kemarin aku daftarin dia ke rumah sakit. Dan besok jadwal terakhir dia. Jadi dokter ngasih satu bulan buat nyari pendonornya.” “kalau tidak dapat gimana?” tanya nenek yang membuatku berfikir kembali. “tapi aku sudah fikirkan betul-betul nek, pasti nenek tahu apa maksudku”. nenek mengerti apa maksud cucunya tersebut.
Keesokan harinya, Nabilah seperti biasa berangkat ke sekolah diantar kakaknya. Beberapa menit kemudian mereka sampai. Tapi itu bukan sekolahnya melainkan rumah sakit. “kak kok bau alkohol ya..? ini dimana?” “mm… kamu mau operasi mata sayang, ada orang yang mau donor matanya buat kamu”. “oh yah kak.. sekarang di operasinya?” “iya… kamu senang kan?” “senang banget kak, di saat aku lagi ada masalah ternyata tuhan ngasih harapan buat aku lihat dunia ini. dan pastinya bisa lihat kakak”. Nabilah dan kakaknya pun memasuki rumah sakit dan bertemu dengan dokter yang akan mengoperasi NabilahNabilah pun bersiap untuk dioperasi. “sayang maafin kakak… udah bohongin kamu”.
Setelah Nabilah operasi, dia mencari kakaknya dengan mata yang masih ditutup perban. “kak… kakak ada dimana?” “Nabilah.. kakak lagi keluar sebentar sayang” jawab nenek yang berada di dekatanya. “kok kakak ninggalin Nabilah ya..?” tanya gadis tersebut dengan wajah ditekuk.
Setelah beberapa hari, kakaknya pun datang ke ruangan Nabilah  “Billll ini kakak… maaf kakak ninggalin kamu” sambil meraba tangan adiknya. “kak… aku kangen, kemana aja sih kakak?” “kakak ada kerjaan khusus. Hari ini kamu mau dibuka perbannya, jadi kakak datang”. “aku tak sabar untuk melihat semuanya”. Kemudian pak dokter dan suster datang ke ruangan Nabilah dan membuka pelan-pelan perbannya. “coba kamu buka perlahan mata kamu” dokter menyarankan. Mata Nabilah mulai perlahan membuka dan melihat samar-samar di sekelilingnya. “bagaimana Bill?” tanya dokter. Penglihatannya mulai jelas. “yeh.. aku bisa lihat..” “wah operasi ini berhasil…” “ini nenek ya? Sambil menunjuk dan menoleh ke arah nenek” “iya.. ini nenek”. Nabilah melihat ke sekeliling ruangan dan tidak melihat kakaknya, hanya seorang remaja laki-laki dengan keadaan buta. “nek… itu yang donor matanya ya?” sambil menunjuk ke arah remaja laki  itu. “iya…” Nabilah pun menghampiri remaja laki itu. “kak… terimaksih ya atas donor matanya. Saya sangat senang bisa melihat dunia baru ini” “iya… sayang” lelaki itu menitikan air mata. “nek… kakak mana sih. Aku pengen lihat wajahnya” gerutu Nabilah  “kamu udah lihat sayang…”. lelaki itu menangis hingga cecegukan. “mana nek?” “ini kakak kamu..” nenek pun menangis. “kakak aku gak buta, dia bisa lihat nek”. Nabilah melihat lelaki itu menangis dan cara menangisnya seperti kakaknya. “kak… anda kakak saya?” wajah Nabilah diselimuti kesedihan. Lelaki itu mengangguk. “kak… apa yang kakak lakukan?. Aku ga mau kakak buta, biarin aku aja yang buta…” Nabilah memeluk kakaknya (kesempatan mumpung lagi jadi kakaknya). “kakak ikhlas… kamu harus ikhlas juga menerimanya” “tapi ga gini caranya…” “perjalananmu masih panjang” Nabilah pun semakin memeluk erat kakaknya (tidak terhalang golden rules) . “aku sayang kakak…” Mereka pun menangis.
kak Duvid tak kuasa menahan malu adiknya yang setiap hari adiknya selalu di caci maki oleh teman-temanya. Sampai ke tiga kalinya beliau dipanggil ke sekolah untuk hal yang sepele. kakaknya pun merasa kasihan karena sudah sebulan ia belum mendapat donor mata untuk anaknya. Tak ada pilihan lain selain mengorbankan matanya untuk Nabilah sang adik tersayang. Mata kak Duvid pun di pakai oleh Nabilah selamanya. Dan Nabilah sangat berterimakasih kepada kakaknya meskipun sedih melihat keadaan kakaknya. Aku Sayang Kamu Kak :)

THE END


seperti biasa
kritik dan saran tulis aja
di coment :) thanksss

@Duvid_IC48


Senyummu Membuatku Jatuh Cinta

 Namaku Duvid, waktu aku pertama masuk SMA aku masuk ke kelas 10 IPA, hmmm… hari pertama aku sekolah di sekolah baruku, aku asik bercanda tawa sama teman baruku. Hari kedua aku bantuin temanku ngeabsen aku cuman lihat siapa yang disebut namanya dia angkat tangan soalnya kan belum tau semua orangnya yang mana kan masih baru dan masih beradaptasi dengan lingkungan sekolah. Temenku menyebutkan nama Dea (Dea Marella)… aku pun sehentak melihat ke arah mana yang angkat tangan, ternyata dia tak jauh dari bangku ku dia tersenyum padaku, aneh saat melihat senyum itu aku jadi deg-degan tak karuan. Aku tak tau rasa apa itu… aku menghiraukannya dan langsung memperhatikan pelajaran.
Kring… Kring… Kring suara bel istirahat pun berbunyi, aku menyimpan buku catatan dan alat tulisku ke dalam tas dan mengajak teman yang baru aku kenal pas di MOS (masa orientasi siswa) ke kantin.
“Gas… kita ke kantin yukkkk!..”
“yukkk…” sambil membereskan bukunya ke dalam tas
Kita berjalan menuju ke kantin. Pas sampai di kantin aku lihat Dea  Kenapa aku terus memperhatikannya dan anehnya kalau aku ngelewatin dia rasa itu muncul lagi.
Sesampainya di kelas aku gabung sama sekumpulan temanku yaitu Riko, Aji, Dian, dan kita ngobrol bareng.
Suatu hari wali kelas kita menyuruh kita untuk membuat Organigram dan jadwal piket. Aku, bagas, Ajii pun langsung mengumpulkan uang dari semua siswa di kelas kita. Setelah itu kita membeli barang yang akan dibutuhkan untuk membuat organigram dan jadwal piket. mengerjakannya di rumah Bagas.
“Vid cewek yang lo sukai di kelas itu siapa sih?”
“gua tau pasti Dea kan!”
‘kenapa dia tau apa aku harus bilang, mungkin dia gak comel kali ya orangnya’ pikirku di dalam hati
“Ehhhh… kok bengong bener kan!”
“sebenarnyaaa…iya sih”
“tuh kan bener”
Aku pikir mungkin dia gak comel kali, langsung aja aku melanjutkan untuk menghias jadwal piket.
Keesokan harinya saat pelajaran berlangsung temen-temenku ribut membicarakan kalau aku suka sama Dea ukhhh… aku pikir Bagas itu gak comel, tau-taunya bukan sama temen-temen aku aja dia bilang, tapi dia juga bilang sama Dea juga. Aku gak nyangka dia secomel itu. Dan yang lebih parahnya lagi, dia bikin surat tapi nama pengirimnya itu jadi aku padahal kan Bagas yang nulis surat itu bukan aku. Di surat itu ditulis satu kalimat I LOVE U itu juga aku tau dari Bagas. Aku sangat malu rahasia ku terbongkar semua.
Beberapa hari setelah itu teman-teman Dea termasuk juga Dea pada pindah, aku pikir gara-gara aku dia mau pindah, ternyata enggak katanya sih jauh dari rumah.
Hari demi hari ku lalui tanpa senyumannya. Pada suatu hari dia mengirim surat kepada ku lewat kakak kelas, ku pikir dia menghiraukannya tapi ternyata dia juga suka kepadaku dan kita pun jadian. Memang kita jarang ketemu, mungkin karena kita gak sama sekolahnya.
Agak lama aku pacaran dengannya, tiba-tiba temanku memperlihatkan status di media sosialnya Dea dia tulis dua orang yang dia sukai, aku gak nyangka dia menduakan cintanya, ku putuskan untuk putus dengannya meski berat tapi aku harus putuskan dia.

SELESAI

untuk kritik dan saran
coment aja di bawah :)
@Duvid_IC48

Jumat, 16 Mei 2014

SALAHKU MEMENDAM

Malam itu, Duvid si pemuda tampan dan lugu sedang duduk termangu di kursi meja belajar di kamarnya dengan memainkan sebuah pensil yang usai ia gunakan untuk melukis sebuah wajah perempuan yang tidak bagus-bagus amat kalau dilihat. Ia memang tidak pandai melukis. Sebenarnya ia berniat melukis wajah seseorang yang ia kagumi di sekolahnya. Tak lama ketika ia sedang memandangi lukisan yang tak seberapa itu, ibunya masuk tanpa bilang-bilang karena pintu kamar Duvid
tak ditutup. “Hayohh lho… Bukannya belajar malah gambar-gambar muka cewek…”, ibunya menyeletup dengan nada mengejek. “Waduh… Ibu…!!, bikin kaget aja…!” sahut Duvid keget sambil menutupi gambarannya tadi. “Hemhh, mending-mending gambarnya bagus, nah ini apaan… kan kasian kalau cewek itu aslinya cantik, malah jadi jelek gara-gara gambaran kamu..”, ejekan ibunya lagi sambil tertawa mengejek. “Ah… apaan si bu..?, ini tu cuma gambar-gambar iseng, gak ada kerjaan sih..” alasan Duvid dengan nada canggung dan wajah malu-malu. Akhirnya ibunya langsung menuju ke ruang keluarga untuk melanjutkan nonton TV dengan ayahnya.
Pagi hari, saat hendak berangkat ke sekolah, Duvid menunggu sahabatnya datang untuk berangkat bareng dari rumahnya. Tak lama temannya datang dengan motornya. “Lho, zal. kamu bawa motor sendiri?”, tanya Duvid pada sahabatnya, Rizal. “Yoi bro.. bapakku lagi gak ngajar hari ini, jadi, motor bebas tak pake lah… udah.. bawa motor aku aja, vid. Sekali-kali kamu kek yang nebeng.. hehe..”, jawab Rizal dengan logat medok Jawa. “Hemmm, oke kalau gitu, zal. Ayo kita come on…!”, jawab Duvid sambil naik ke motor tua antik yang dibawa oleh Rizal.
“Brumm.. brummm..”, mereka masuk gerbang sekolah dengan bergaya seolah paling nyentrik. Tak lama kemudian, terasa ada angin-angin sejuk yang dirasakan Duvid ketika menuju parkiran sekolah. “Zal, menurut kamu kalau aku pacaran sama si Arin gimana ya..?” sambil melongo melihat ke arah gadis yang sedang jalan berdua lewat depan parkiran. “Hu…, kamu tu kesambet apa gimana sih vid?, kenalan aja kagak berani, malah ngimpi pacaran sama dia..”, sahut Rizal. “Tapi kamu jangan bilang siapa-siapa ya, zal kalau aku tu udah lama suka sama Arin..!”, kata Duvid sedikit mengancam. “Huh… ngapain juga bilang-bilang, orang-orang juga gak bakalan percaya lah. Cowok lugu kayak kamu gini bisa suka sama cewek yang terkenal kayak dia..”, ejek Rizal. “Sialan!, gini-gini aku juga normal loh, Zal..!” kata Duvid sambil menepuk punggung Rizal dan sambil jalan menujun kelas.
Di kelas, Duvid kerjaanya melamun saja seperti kisah di tv-tv. Di benaknya, ia ingin sekali berkenalan dan PDKT dengan Arin, adik kelas yang duduk di kelas 11 IPA. Ia membayangkan kalau Arin suatu saat akan menjadi pacarnya. Namun lamunannya itu dihancurkan oleh guru Fisikanya yang menyuruhnya mengerjakan soal di depan. “Kapok lo,vid. Bisa gak kamu ngerjain tu soal?” tanya Rizal yang duduk di sebelah bangkunya sambil tertawa. “Aduh.. mampus dah…!, gimana nih zal?, aku sama sekali gak nyimak apa yang Bu Rustin terangin..”, kata Duvid bingung. “Kamu sih, ngelamun melulu dari tadi.. hahaha” ejek Rizal.
Akhirnya Duvid pun maju ke depan dengan PDnya mengambil spidol lalu berdiri menghadap papan tulis. “Ayo kerjakan Duvid , kok malah diam di tempat?” kata Bu Rustin. “Teeeet…teeet..”, ternyata bel istirahat berbunyi. “Yah… ya sudah kalau begitu, karena jamnya sudah habis, ini untuk tugas kalian, Duvid  silahkan duduk.” kata Bu Rustin sambil tertawa jengkel. “Akhirnya…”, kata Duvid lega. Akhirnya Duvid aman dari soal yang memusingkan itu tadi.
Saat istirahat, Duvid berniat untuk mengajak Arin berkenalan, walaupun Duvid sudah tau dan kenal Arin dari orang-orang. Di kantin, Duvid membeli minuman soft drink dua buah, tadinya ia ingin mendatangi Arin yang sedang membaca buku di bawah pohon sendirian. Ketika ia hampir sampai, Rizal datang sambil merangkul Radit dan menarik sebotol minuman dari tangannya. “Makasih ya bro.., baik banget deh sobatku ini..”, kata Rizal. “Sial, gagal deh rencana Romeo untuk mendekati Juliet!” dalam hati Duvid. “Iya… sama-sama zal..” kata Duvid sedikit kesal. Mereka duduk di samping lapangan basket yang jaraknya sekitar sepuluh meter dari tempat dimana Arin duduk. “Kira-kira Arin tu udah punya cowok belum ya zal?” tanya Duvid dengan sajak berbisik. “Yaelahhh… kamu masih mikirin itu vid?” kata Rizal. “Yah… cuma kepikiran aja, zal” jawab Duvid santai. “Kamu tu suka sama dia ya?” tanya Rizal. “Maybe bro.., Eh.., hehe” jawab Duvid dengan malu-malu. “Emangnya sejak kapan kamu ngerasa suka sama dia..?” tanya Rizal. “Sebenernya dari kita kelas sebelas dulu zal” jawab Duvid  “Ha? gila lu bro.., selama itu kamu mendem perasaan kamu,vid?” tanya Rizal kaget. “Yah… abis mau gimana zal?. Aku orangnya gak PDan, zal. Terus, dulu dia tu udah punya cowok kakak kelas kita bintang basket lagi, gimana kagak minder aku zal?” keluh Duvid  “Ya udah bro… sekarang kamu cepet-cepet ajak dia kenalan, PDKT, terus kamu tembak deh dia.., jangan kelamaan, keburu jamuran tuh apa yang udah kamu pendam selama itu!. Soalnya setau aku, dia tuh jomblo loh..” kata Rizal memotivasi Duvid  “Kamu pikir segampang itu..?” kata Duvid sedikit ngotot. “Heh, bro.., kalau kita selalu berpikir sulit, semua pasti terasa sulit!, makannya kita harus positive thinking bro..!” sambar Rizal. “Oke, nanti pulang sekolah aku pengen deketin dia, aku ajakin dia ngobrol, aku PDKT sama dia, terus aku dorrrr dia. hehehe” kata Duvid sedikit lantang. “Nah… bocah lugu bisa juga ya ngomongnya lantang gitu..?” ledek Rizal sambil tertawa.
“Teeeeet… Teeeeet… Teeeeet… Teeeeet..”, bel pulang berbunyi. Duvid mulai beranjak dari bangku kesayangannya menuju keluar kelas. Ia menoleh ke kanan dan kiri, memperhatikan apakah ada wanita dambaannya yang akan ia ajak kenalan dan ngobrol-ngobrol supaya lebih dekat lagi. Duvid berlari ke gerbang depan, ia tidak melihat ada sosok Arin. Berlari ke gerbang samping, juga hasilnya nihil. Akhirnya ia berjalan ke parkiran, menuju ke tempat Rizal memarkirkan motornya. Di sebuah sudut, di belakang Lab Bahasa dekat parkiran yang sedang ia tuju, terlihat kepahitan yang tidak ia harapkan sama sekali. Ternyata,Arin, sosok wanita yang ia idam-idamkan sejak lama, yang ia anggap sosok wanita yang menjaga diri dan polos, ternyata sedang bercengkrama mesra dan tertawa riang dengan laki-laki sebayanya yang memakai seragam bukan berasal dari sekolahnya. Duvid tak habis fikir, Duvid menunduk dan berjalan balik arah. Ia gemetar dan lemas tak berdaya, menyesali apa yang ia lakukan, dengan memendam perasaan begitu lamanya, ia merasa bodoh dan kesal pada sikapnya sendiri. Dan akhir dari rencananya gagal lagi.
Datang lah Rizal merangkul Duvid  “Aku tau gimana perasaan kamu sob. Aku juga baru tau, kalau ternyata itu pacarnya Arin Sabar ya vid. Masih ada cewek lain yang lebih baik untuk sahabatku ini..” kata Rizal menguatkan Duvid  “Iya, zal. Ini kebodohanku yang selama ini aku pelihara. Seharusnya aku dari dulu berani untuk mengungkapkan semua, sebelum keduluan orang lain..” kata Duvid lemas sambil tersenyum tegar. Ia tak bisa menyalahkan siapapun. Hatinya hancur pun bukan kesalahan wanita yang ia kagumi itu. Tapi, itu adalah kesalahan dan kebodohannya sendiri yang memendam perasaan terlalu lama.

THE END


maaf sobb , pemulaa
jangan lupa tulis saran/kritikan di coment yaaa
@Duvid_IC48